Mencari Kebijakan Dari Setiap Cerita

Bahkan cerita tersingkat memiliki makna

Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
01 Januari 2007

Tentang Penulis

Ditulis Oleh: Psy = pesai

Seorang filsuf bernama Shakepeare pernah berkata ‘apalah arti sebuah nama’, dan dalam konteks ini kami mengatakan, ‘apalah arti mengenal kami’. Tidaklah penting siapa kami, karena kami hanyalah manusia biasa yang sekedar ingin berbagi perspektif, pemikiran, opini atau apa pun itu, tentang berbagai peristiwa yang singgah di sekitar kami. Keinginan Anda membaca artikel kami, jauh lebih berarti daripada keinginan Anda untuk mengetahui kami. Lagipula kami merasa tidak memiliki daya tarik yang pantas diceritakan.

Apa? Anda tetap memaksa ingin tahu siapa kami? Baik-baik berikut sedikit bocoron tentang siapa kami.

Catatan: Biodata berikut ini ditulis secara sepihak oleh Psycho

Tentang Perduto

Unik, adalah kata yang mewakili nama satu ini. Kemanapun saya bersembunyi, tetap saja ia menjadi bagian hidup saya. Ia adalah pencuri yang menetap di otak saya. Mencuri jiwa pembangkang saya, kekerasan kepala saya atau pun penyakit kemalasan saya. Perduto tak banyak berbicara, tapi ketika keningnya berkerut, secara ajaib ia mengeluarkan pemikiran yang mampu membuat saya tersenyum kagum. Ya, ia memang selalu berpikir, hampir tentang segala hal, mungkin ia semacam filsuf, atau pemimpi barangkali. Ketika saya mulai merasa pemikirannya terlalu “berharga” untuk dibuang, maka saya memutuskan membuat blog ini. Dan begitu blog ini selesai, tanpa musyawarah saya langsung menyematkan nickname Perduto untuknya. Begitulah sedikit kisah tentang Perduto, membosankan bukan? Tenang saja, bagian berikutnya jauh lebih menarik, yaitu tulisan tentang siapa saya.

Tentang Psycho

Sebenarnya bagian ini juga tidak perlu, karena tulisan diatas sudah banyak menyinggung tentang saya, tapi anggap saja memperpanjang artikel, jadi mari kita lanjutkan. Nickname Psycho sudah saya pakai sejak masih kuliah dulu. Sesuai namanya, apabila perduto berperan sebagai “sang bijak”, maka saya berperan sebagai “pengacau”. Agar kertas terlihat putih, maka dibutuhkan pembanding yaitu warna hitam, dan disinilah peran saya.

Walaupun blog ini nantinya banyak berisi tulisan dari Perduto, tapi sesekali saya ikut nimbrung, tentu saja dengan pemikiran yang cenderung membangkang. Walau peran saya terkesan minoritas, jangan lupakan saya yang membuat blog ini. Sengaja saya tebalkan, biar Anda sekalian tidak lupa. Ah sudahlah saya memang bukan tukang celoteh yang baik, jadi saya serahkan kembali tinta ini kepada Perduto. Selamat membaca.

Quote: Kita adalah manusia karena apa yang kita lakukan, dan kita bukan manusia juga karena apa yang kita lakukan.