Mencari Kebijakan Dari Setiap Cerita

Bahkan cerita tersingkat memiliki makna

Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
18 Mei 2011

Terlalu Indah Untuk Menjadi Kenyataan

Ditulis Oleh: Psy = pesai

helpingpsychology.com
Seringkali batas antara menemukan dan mencuri itu sangat tipis. Ambil contoh kisah teman saya. Dalam suatu perjalanan ia melihat dompet pengendara motor jatuh, karena motor itu melaju kencang, ia tak sempat menghentikannya. Begitu ia memungut dompet yang terjatuh itu, orang-orang disekitarnya berebut untuk “mengamankan” dompet itu. Mata mereka liar, begitu bernafsu untuk memiliki isi dompet tadi. Untunglah setelah beradu mulut, teman saya berhasil mempertahankan dompet itu. Sebelum ia serahkan kepada polisi, ia mengecek dompet itu ternyata berisi uang sebanyak 300 ribu.

Mungkin jika Anda mengalami hal itu akan melakukan hal yang sama. Bagi sebagian orang, hal itu bukan sesuatu yang sulit. Tapi bila Anda mengalami kisah berikut apakah ceritanya masih sama?

Anggap saja Anda hanyalah orang tua yang tidak memiliki banyak uang. Hidup di rumah yang sederhana, bahkan hidup pun tergantung dari bantuan uang jaminan sosial. Pendek kata, Anda adalah orang yang miskin. Lalu pada suatu saat Anda pergi ke suatu restoran dan menggunakan kamar kecil yang disediakan oleh restoran tersebut, dan ternyata ada kejutan menanti disana, yaitu sebuah tas yang tertinggal dengan uang sebanyak 1 milyard!. Seperti menemukan harta karun bukan?

Pertanyaan saya adalah, apakah sikap Anda sekarang sama seperti waktu menemukan dompet dengan uang 300 ribu tadi? Mungkin pemikiran Anda sekarang bergeser, bukankah kita yang menemukan, berarti kita berhak memiliki, mungkin saja ini adalah jawaban dari Tuhan atas semua masalah ekonomi Anda. Tapi apakah benar begitu? Apakah itu rejeki atau justru cobaan. Dalam kasus ini, batas antara menemukan dan mencuri menjadi sangat tipis.

22 Oktober 2010

Laki-laki Selalu Salah!!

Ditulis Oleh: Psy = pesai

hubungan
Perspektif Psycho
Sebenarnya saya jarang atau hampir tidak pernah menulis artikel seperti ini, tapi saya sudah gerah karena terlalu sering melihat banyak teman saya yang tidak tahu, bagaimana caranya bertindak benar, saat semuanya salah. Yang mereka lakukan saat semuanya salah, justru bertindak salah. Bisa diduga, respon salah atas kejadian yang salah, hasilnya adalah hancur. Artikel ini saya tulis, agar Anda tidak melakukan kesalahan yang pernah saya lakukan. Kesalahan yang dilakukan sebagian besar kaum laki-laki. Artikel ini memang panjang, tapi sempatkanlah membaca, karena mungkin artikel ini akan merubah mindset dan kebiasaan Anda.

Cerita dimulai ketika teman saya menderita '”penyakit” kronis. Begitu kronis hingga sampai sekarang belum sembuh. “Penyakit” ini unik sekaligus umum. Unik karena gejalanya bermacam-macam. Umum karena “penyakit” ini sudah menyerang banyak sekali kaum lelaki di luar sana (termasuk saya dulunya). Sumber penyebab “penyakitnya” sama, yaitu suatu hal tak berbentuk, tak berwujud, bernama cinta.
Diagnosa awal “penyakit” ini dimulai, ketika teman saya yang sudah cukup mapan dan siap untuk menikah, berkenalan dengan seorang wanita. Hingga kemudian seperti dalam cerita sinetron, mereka jatuh cinta, merancang pernikahan dan bahagia selamanya. Ups maaf, ternyata di dunia nyata, kalimat “bahagia selamanya” tidak terdaftar, yang ada adalah tragis.

Awalnya semuanya berjalan lancar, wajah teman saya selalu terlihat cerah dan berbinar-binar. Teman saya yang memang sudah cukup mapan itu, membuktikan perhatiannya dengan membelikan berbagai barang untuk pasangannya. Tentu saja pasangannya senang dengan segala bentuk perhatiannya itu. Singkat kata, mereka semakin dekat dan mulai merencanakan pernikahan. Hingga kemudian badai itu datang. Diawali ketika dengan penuh “arogan” pasangannya menghapus teman saya dari daftar Facebooknya. Ia beralasan teman saya terlalu cerewet dan mencampuri urusannya. Disini saya sudah melihat tanda-tanda pembangkangan wanita terhadap laki-laki. Tapi atas nama cinta, teman saya tetap berusaha bertahan. Teman saya menyalahkan kondisi mereka yang berjauhan. Ia berkata “waktu kita bertemu semuanya nyaman, tapi ketika berjauhan, segalanya menjadi pertengkaran. Sejak ia mulai bekerja, ia tak lagi sama.” Ia menyalahkan pasangan wanitanya.

04 Juni 2010

Separuh Cinta

Ditulis Oleh: Psy = pesai

Filosofi Perduto
Kalau kita berbicara tentang pernikahan, ada satu kata yang selalu berkaitan, yaitu: Cinta. Bukan tanpa alasan kalau saya tiba-tiba saya memikirkan kata-kata ‘pernikahan’ dan ‘cinta’.

Beberapa waktu lalu, saya menghadiri acara pernikahan teman terdekat saya. Seperti layaknya acara pernikahan adat jawa, semuanya berjalan penuh kesakralan. Awalnya semua berjalan biasa saja, sampai kedatangan seorang wanita berbaju merah, berkulit putih dan berwajah menarik. Ia sudah menikah, tapi dalam acara ini, ia datang bersama teman dekatnya. Karena saya mengenalnya memiliki suara bagus, saya menyapa dan menawarkan kenapa tidak menyanyikan sebuah lagu untuk teman saya. Ia hanya menjawab singkat dengan malu-malu. Ya, ia adalah wanita yang sangat pemalu, canggung bila berhadapan dengan orang. Sejak kedatangannya, mata saya tak lepas dari wanita itu dan teman saya yang tengah duduk di kursi pelaminan. Tak berapa lama kemudian, ia berjalan pelan dan menawarkan diri untuk menyanyi. 2 buah lagu kenangan ia nyanyikan dengan indah, tak tampak lagi sosok yang pemalu, yang ada hanyalah sosok dengan suara indah.

Bagi kebanyakan orang, kejadian itu adalah kejadian biasa. Tapi tidak bagi saya dan teman saya, yang sekali lagi perlu saya ingatkan, tengah duduk di kursi pelaminan. Sejak bait pertama dinyanyikan, ekspresi wajah teman saya berubah drastis, ada gurat terluka dan pengharapan di wajahnya. Aku yakin, emosi temanku sedang teraduk-aduk. Aku yakin ia sedang menahan tangis. Ketika lagu ruth sahanaya: andaikan kau datang, dinyanyikan, kegalauan teman saya mencapai puncaknya. Saat itu pula, saya merasakan getar-getar kesedihan, kesedihan untuk teman saya.

19 Mei 2010

Islam dan kemiskinan

Ditulis Oleh: Psy = pesai

Filosofi Perduto:
Tadi ada satu peristiwa sederhana yang membuat saya berpikir, hubungan antara Islam dan kemiskinan. Peristiwa biasa, tak ada yang istimewa, namun mampu menggugah saya untuk menuliskan dalam blog ini.

Saat itu hujan lebat dan kebetulan tak ada kesibukan yang saya lakukan, sehingga saya hanya duduk santai di teras. Beberapa saat kemudian, lewat pedagang makanan. Bapak paruh baya, bersepeda mengayuh dagangannya. Payung kecil yang ia bawa, tak cukup kuat menahan tetesan air hujan, sehingga basahlah sebagian bajunya. Melihat kejadian itu terbesitlah perasaan iba dan syukur. Iba karena demi menyambung hidup, ia rela menerjang hujan. Syukur karena demi menyambung hidup, saya tak perlu menerjang hujan.

Ketika saya masih terpekur, lewat sepeda motor dengan membawa gerobak. Ternyata ia adalah petugas kebersihan sampah. Dengan terburu-buru bapak itu memindahkan sampah-sampah ke gerobak yang ia kaitkan pada sepeda motor. Tubuhnya basah, karena entah kenapa, ia tidak memakai payung atau jas hujan.
Dalam beberapa menit, saya mendapati 2 cerita dengan plot yang serupa. Bukan cerita yang pantas ditertawakan, tapi mungkin cerita yang mudah dilupakan. Karena cerita yang saya tuliskan tadi, adalah cerita yang sering kita lihat, tapi apakah kita mengingatnya, tampaknya tidak bukan?

04 Mei 2010

Reborn

Ditulis Oleh: Psy = pesai

Akhirnya setelah vakum begitu lama, blog yang bahkan belum resmi launching ini diputuskan untuk dihidupkan kembali. Kesibukan kami menyebabkan blog ini menjadi blog hantu. Lihat saja, artikel terakhir adalah agustus 2009.

Bagi Anda yang ingin tahu tentang apakah blog ini, Anda dapat mengintip artikel Tentang Penulis. Mudah-mudahan tulisan singkat ini benar-benar mampu menghidupkan kembali blog ini.

06 Agustus 2009

Acara TV Terlaris Bukan Berarti Berkualitas

Ditulis Oleh: Psy = pesai

reality-tv
Filosofi Psycho:
Sering saat menonton TV saya menghabiskan 1 jam hanya untuk memindah chanel. Kenapa? karena seperti dikomando, semua chanel hanya menyiarkan acara yang membosankan. Dan bila sudah mentok, saya iseng menonton sinetron. Hasilnya saya merasa geli. Sinetronnya serius tapi kok justru membuat saya pengen tertawa. Alur ceritanya dangkal dan tidak masuk akal. Akhirnya saya pindah ke sinetron komedi, eh ternyata fenomena aneh itu kembali terjadi. Sinetronnya komedi, tapi kok justru membuat kepala pening, bingung mikirin komedinya yang mana? kok saya tidak terpancing untuk tertawa. Komedi murahan, splastik. Akhirnya saya beralih ke acara reality show macam termehek-mehek dan kawan-kawan. Hasilnya lebih parah, semuanya hoax. Cerita bohong yang disetting seperti kisah nyata. Tidak percaya? coba Anda cermati lebih jeli dan gunakan logika Anda. Hmm Anda malas menggunakan logika, baik coba tunggu sampai acara itu selesai dan menampilkan credit title, disitu tertulis kru penulis skenario. Kisah nyata kok pakek skenario. Masih juga tidak percaya!!! Anda keras kepala juga ya. Cari di internet, maka Anda akan mendapati fakta yang membuktikan semua itu hoax. Kecewa dengan kenyataan itu, maaf terkadang kenyataan itu memang menyakitkan.

27 Juli 2009

Hasil Pemilu: Mencoba Bersahabat dengan Perbedaan

Ditulis Oleh: Psy = pesai

yinyang
Filosofi Perduto:
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya (kok kayaknya banyak kurangnya) KPU akhirnya menyelesaikan penghitungan manual dan menyatakan pasangan SBY dan Boediono sebagai pemenangnya. Tapi kerja KPU yang sejak awal berantakan dan ditambah dengan komentar elite politik yang bernada profokatif, menyebabkan hasil pemilu kali ini banyak menimbulkan pro dan kontra.

Di belahan dunia lain beberapa negara juga mengalami kisruh politik terkait pemilu. Iran salah satunya, hasil pemilu yang kembali dimenangkan oleh Ahmadinejad menuai banyak protes, bahkan demontrasi besar-besaran yang terjadi sampai memakan korban jiwa. Contoh lain Sri Lanka. Keberhasilan Presiden Mahinda Rajapaksa memberantas Macan Tamil, membuat presiden terlalu merasa percaya diri sehingga terlontar wacana agar pemilu tahun depan tidak perlu diselenggarakan karena pemenangnya sudah jelas. Wacana ini tentu saja menimbulkan protes dari kaum oposisi, sehingga memanaskan situasi politik disana.