
Filosofi Perduto
Kalau kita berbicara tentang pernikahan, ada satu kata yang selalu berkaitan, yaitu: Cinta. Bukan tanpa alasan kalau saya tiba-tiba saya memikirkan kata-kata ‘pernikahan’ dan ‘cinta’.
Beberapa waktu lalu, saya menghadiri acara pernikahan teman terdekat saya. Seperti layaknya acara pernikahan adat jawa, semuanya berjalan penuh kesakralan. Awalnya semua berjalan biasa saja, sampai kedatangan seorang wanita berbaju merah, berkulit putih dan berwajah menarik. Ia sudah menikah, tapi dalam acara ini, ia datang bersama teman dekatnya. Karena saya mengenalnya memiliki suara bagus, saya menyapa dan menawarkan kenapa tidak menyanyikan sebuah lagu untuk teman saya. Ia hanya menjawab singkat dengan malu-malu. Ya, ia adalah wanita yang sangat pemalu, canggung bila berhadapan dengan orang. Sejak kedatangannya, mata saya tak lepas dari wanita itu dan teman saya yang tengah duduk di kursi pelaminan. Tak berapa lama kemudian, ia berjalan pelan dan menawarkan diri untuk menyanyi. 2 buah lagu kenangan ia nyanyikan dengan indah, tak tampak lagi sosok yang pemalu, yang ada hanyalah sosok dengan suara indah.
Bagi kebanyakan orang, kejadian itu adalah kejadian biasa. Tapi tidak bagi saya dan teman saya, yang sekali lagi perlu saya ingatkan, tengah duduk di kursi pelaminan. Sejak bait pertama dinyanyikan, ekspresi wajah teman saya berubah drastis, ada gurat terluka dan pengharapan di wajahnya. Aku yakin, emosi temanku sedang teraduk-aduk. Aku yakin ia sedang menahan tangis. Ketika lagu ruth sahanaya: andaikan kau datang, dinyanyikan, kegalauan teman saya mencapai puncaknya. Saat itu pula, saya merasakan getar-getar kesedihan, kesedihan untuk teman saya.
Wanita berbaju merah itu adalah wanita yang sangat istimewa di hati teman saya. Ia adalah cinta pertama dan cinta terbesarnya. Cinta yang tak akan pernah terlupakan. Setelah bertahun-tahun berusaha bersama, mereka harus berpisah karena berbagai alasan, tapi ada satu alasan yang menurut saya sangat tak pantas, yaitu perbedaan ekonomi. Seperti kebanyakan orang tua, bagi mereka, ikatan dua insan tak cukup dengan cinta, tapi juga ekonomi. Teman saya yang terlahir dalam keluarga sederhana, terpaksa harus menepi karena perbedaan itu.
Kembali ke cerita acara pernikahan teman saya. Dari kejadian yang hanya beberapa menit itu, saya melihat banyak hal. saya melihat ironi dan rasa sakit yang luar biasa. Bayangkan kau duduk berdampingan dengan istrimu, dan kemudian datang wanita yang sebenarnya sangat kau cintai. Wanita itu menyanyikan lagu dengan lirik yang sangat menyentuh, lirik tentang pengharapan, penyesalan dan juga mimpi, lirik tentang perasaan terdalam kalian berdua. Akankah terbersit di benakmu, sebuah pengharapan seandainya yang duduk disebelahmu adalah dia. Tak inginkah kau menggantikan istrimu dengan wanita yang sedang bernyanyi merdu itu?.
Apapun yang teman saya pikirkan, inilah kenyataan yang terjadi. Mereka sudah berpisah. Terkesan tak adil memang, tapi Tuhan lebih tahu makna keadilan dari pada hambaNYA, dan ia menunjukkan melalui takdir. Kita bisa saja menolaknya dengan berlari dan menenggelamkan diri dalam kesedihan, tapi kita tak akan pernah bisa berlari dari takdir, dari keadilan yang dianugrahkan kepada kita.
Seringkali saya melihat contoh orang yang berusaha melawan takdir. Ketika hati kita patah oleh cinta, tak ada salahnya untuk bersedih, dan pasti kita akan bersedih. Namun kita tak perlu mencoba melawan takdir dengan bersedih dan tak bangkit lagi. Ketika orang tercinta pergi, hidup kita masih akan tetap berjalan, akan datang senyum yang baru, akan tiba cerita yang lain, kecuali kita tak menghendakinya.
Contoh kecil orang yang tak berusaha melawan takdir, adalah teman saya tadi. Ia sadar, selamanya tak ada orang yang akan menggantikan wanita itu, tak juga istrinya. Tapi ia memilih melanjutkan hidup, karena ia tahu, kebahagian bukanlah suatu hal yang bisa dicari, tapi kebahagiaan adalah sesuatu yang harus diciptakan. Ia telah memutuskan untuk menjalani kehidupan baru dan memulai pernikahan. Ia yakin nantinya akan mampu menciptakan kebahagiaan, walau hanya dengan separuh cinta.
Cuap-cuap Psycho
Hmm, artikel terpanjang dari saudara Perduto yang pernah saya baca, sekaligus artikel cinta yang pertama. Saya mencoba sedikit membantu, lirik lagu ini bukan yang Anda maksud?
Terlalu indah dilupakan Terlalu sedih dikenangkan
Setelah aku jauh berjalan
Dan kau ku tinggalkan
Betapa hatiku bersedih
Mengenang kasih dan sayangmu
Setulus pesanmu kepadaku
Engkau kan menunggu
Andaikan kau datang kembali
Jawaban apa yang kan ku beri
Adakah cara yang kau temui
Untuk kita kembali lagi
Bersinarlah bulan purnama
Seindah serta tulus cintanya
Bersinarlah terus sampai nanti
Lagu ini...ku...akhiri
1 comments:
separuh cinta perduto,,,,,,,
selalu menarik..
Posting Komentar