Mencari Kebijakan Dari Setiap Cerita

Bahkan cerita tersingkat memiliki makna

Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
22 Oktober 2010

Laki-laki Selalu Salah!!

Ditulis Oleh: Psy = pesai

hubungan
Perspektif Psycho
Sebenarnya saya jarang atau hampir tidak pernah menulis artikel seperti ini, tapi saya sudah gerah karena terlalu sering melihat banyak teman saya yang tidak tahu, bagaimana caranya bertindak benar, saat semuanya salah. Yang mereka lakukan saat semuanya salah, justru bertindak salah. Bisa diduga, respon salah atas kejadian yang salah, hasilnya adalah hancur. Artikel ini saya tulis, agar Anda tidak melakukan kesalahan yang pernah saya lakukan. Kesalahan yang dilakukan sebagian besar kaum laki-laki. Artikel ini memang panjang, tapi sempatkanlah membaca, karena mungkin artikel ini akan merubah mindset dan kebiasaan Anda.

Cerita dimulai ketika teman saya menderita '”penyakit” kronis. Begitu kronis hingga sampai sekarang belum sembuh. “Penyakit” ini unik sekaligus umum. Unik karena gejalanya bermacam-macam. Umum karena “penyakit” ini sudah menyerang banyak sekali kaum lelaki di luar sana (termasuk saya dulunya). Sumber penyebab “penyakitnya” sama, yaitu suatu hal tak berbentuk, tak berwujud, bernama cinta.
Diagnosa awal “penyakit” ini dimulai, ketika teman saya yang sudah cukup mapan dan siap untuk menikah, berkenalan dengan seorang wanita. Hingga kemudian seperti dalam cerita sinetron, mereka jatuh cinta, merancang pernikahan dan bahagia selamanya. Ups maaf, ternyata di dunia nyata, kalimat “bahagia selamanya” tidak terdaftar, yang ada adalah tragis.

Awalnya semuanya berjalan lancar, wajah teman saya selalu terlihat cerah dan berbinar-binar. Teman saya yang memang sudah cukup mapan itu, membuktikan perhatiannya dengan membelikan berbagai barang untuk pasangannya. Tentu saja pasangannya senang dengan segala bentuk perhatiannya itu. Singkat kata, mereka semakin dekat dan mulai merencanakan pernikahan. Hingga kemudian badai itu datang. Diawali ketika dengan penuh “arogan” pasangannya menghapus teman saya dari daftar Facebooknya. Ia beralasan teman saya terlalu cerewet dan mencampuri urusannya. Disini saya sudah melihat tanda-tanda pembangkangan wanita terhadap laki-laki. Tapi atas nama cinta, teman saya tetap berusaha bertahan. Teman saya menyalahkan kondisi mereka yang berjauhan. Ia berkata “waktu kita bertemu semuanya nyaman, tapi ketika berjauhan, segalanya menjadi pertengkaran. Sejak ia mulai bekerja, ia tak lagi sama.” Ia menyalahkan pasangan wanitanya.

04 Juni 2010

Separuh Cinta

Ditulis Oleh: Psy = pesai

Filosofi Perduto
Kalau kita berbicara tentang pernikahan, ada satu kata yang selalu berkaitan, yaitu: Cinta. Bukan tanpa alasan kalau saya tiba-tiba saya memikirkan kata-kata ‘pernikahan’ dan ‘cinta’.

Beberapa waktu lalu, saya menghadiri acara pernikahan teman terdekat saya. Seperti layaknya acara pernikahan adat jawa, semuanya berjalan penuh kesakralan. Awalnya semua berjalan biasa saja, sampai kedatangan seorang wanita berbaju merah, berkulit putih dan berwajah menarik. Ia sudah menikah, tapi dalam acara ini, ia datang bersama teman dekatnya. Karena saya mengenalnya memiliki suara bagus, saya menyapa dan menawarkan kenapa tidak menyanyikan sebuah lagu untuk teman saya. Ia hanya menjawab singkat dengan malu-malu. Ya, ia adalah wanita yang sangat pemalu, canggung bila berhadapan dengan orang. Sejak kedatangannya, mata saya tak lepas dari wanita itu dan teman saya yang tengah duduk di kursi pelaminan. Tak berapa lama kemudian, ia berjalan pelan dan menawarkan diri untuk menyanyi. 2 buah lagu kenangan ia nyanyikan dengan indah, tak tampak lagi sosok yang pemalu, yang ada hanyalah sosok dengan suara indah.

Bagi kebanyakan orang, kejadian itu adalah kejadian biasa. Tapi tidak bagi saya dan teman saya, yang sekali lagi perlu saya ingatkan, tengah duduk di kursi pelaminan. Sejak bait pertama dinyanyikan, ekspresi wajah teman saya berubah drastis, ada gurat terluka dan pengharapan di wajahnya. Aku yakin, emosi temanku sedang teraduk-aduk. Aku yakin ia sedang menahan tangis. Ketika lagu ruth sahanaya: andaikan kau datang, dinyanyikan, kegalauan teman saya mencapai puncaknya. Saat itu pula, saya merasakan getar-getar kesedihan, kesedihan untuk teman saya.

19 Mei 2010

Islam dan kemiskinan

Ditulis Oleh: Psy = pesai

Filosofi Perduto:
Tadi ada satu peristiwa sederhana yang membuat saya berpikir, hubungan antara Islam dan kemiskinan. Peristiwa biasa, tak ada yang istimewa, namun mampu menggugah saya untuk menuliskan dalam blog ini.

Saat itu hujan lebat dan kebetulan tak ada kesibukan yang saya lakukan, sehingga saya hanya duduk santai di teras. Beberapa saat kemudian, lewat pedagang makanan. Bapak paruh baya, bersepeda mengayuh dagangannya. Payung kecil yang ia bawa, tak cukup kuat menahan tetesan air hujan, sehingga basahlah sebagian bajunya. Melihat kejadian itu terbesitlah perasaan iba dan syukur. Iba karena demi menyambung hidup, ia rela menerjang hujan. Syukur karena demi menyambung hidup, saya tak perlu menerjang hujan.

Ketika saya masih terpekur, lewat sepeda motor dengan membawa gerobak. Ternyata ia adalah petugas kebersihan sampah. Dengan terburu-buru bapak itu memindahkan sampah-sampah ke gerobak yang ia kaitkan pada sepeda motor. Tubuhnya basah, karena entah kenapa, ia tidak memakai payung atau jas hujan.
Dalam beberapa menit, saya mendapati 2 cerita dengan plot yang serupa. Bukan cerita yang pantas ditertawakan, tapi mungkin cerita yang mudah dilupakan. Karena cerita yang saya tuliskan tadi, adalah cerita yang sering kita lihat, tapi apakah kita mengingatnya, tampaknya tidak bukan?

04 Mei 2010

Reborn

Ditulis Oleh: Psy = pesai

Akhirnya setelah vakum begitu lama, blog yang bahkan belum resmi launching ini diputuskan untuk dihidupkan kembali. Kesibukan kami menyebabkan blog ini menjadi blog hantu. Lihat saja, artikel terakhir adalah agustus 2009.

Bagi Anda yang ingin tahu tentang apakah blog ini, Anda dapat mengintip artikel Tentang Penulis. Mudah-mudahan tulisan singkat ini benar-benar mampu menghidupkan kembali blog ini.